Jatinangor-Rabu (24/11/2021) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) terkait kedudukan dan fungsi museum di Perguruan Tinggi. Narasumber yang hadir pada FGD kali ini yakni Ivan Efendi (Pamong Budaya Ahli Muda Pada Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek RI), Dr. Leli Yulifar., M.Pd (Kepala Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia) dan Edi Rasidi., A.Md (Kepala UPTD Diorama Kerasipan Disipusda Kabupaten Purwakarta). Pelaksanaan FGD yang dilaksanakan secara hybrid ini diikuti oleh 60 orang peserta yang merupakan pimpinan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan pengelolaan museum baik di kampus Jatinangor maupun kampus daerah. Adapun materi yang disampaikan yakni terkait pengarustamaan museum dalam meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi, menjadikan museum sebagai lembaga konservasi, edukasi dan riset perkembangan Indonesia serta rekreasi yang leading dan outstanding serta terakhir terkait perpaduan arsip, seni dan teknologi dalam memajukan museum yang modern.
Irfan Uluputty, S.STP., M.Si selaku Kepala Unit Laboratorium dan Museum Sejarah Pemerintahan mengatakan bahwa pelaksaan FGD ini dilakukan dengan tujuan memberikan informasi terkait tugas dan peran unit museum serta memberikan masukan dan solusi pengembangan sumber daya manusia pengelola museum yang ada di IPDN. “kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan peluang kemitraan atau kerjasama dalam pengembangan museum yang ada di IPDN “, ujarnya. Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Hyronimus Rowa, M.Si yang hadir mewakili Rektor IPDN menuturkan bahwa kegiatan ini memiliki peranan yang penting untuk membantu IPDN pada khususnya dalam mengembangkan museum IPDN, “salah satu fungsi dari museum IPDN yakni melayani praja atau publik untuk memperoleh informasi terkait ilmu pemerintahan. Museum juga merupakan salah satu wujud dedikasi IPDN kepada masyarakat”, tuturnya. Saat ini IPDN sedang berusaha mengembangkan smart museum, smart disini bukan hanya didefinisikan secara harfiah namun juga merupakan akronim dari kata Study, Manage, Adopt, Responsive dan Transparency. Masih menurut Dr. Hyronimus Rowa, M.Si , museum IPDN berusaha menjadi wahana pembelajaran yang berisikan informasi terkait IPDN dan ilmu pemerintahan secara tersusun, juga sebagai sarana adopsi perkembangan teknologi, ruang monitor terpadu dan sarana keterbukaan informasi, khususnya terkait IPDN dan ilmu pemerintahan. “Semoga dengan adanya FGD ini dapat memberikan masukan-masukan yang positif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya untuk pengelola museum yang ada di IPDN. Juga sebagai penyempurnaan tata kelola penyelenggaraan pendidikan yang terkait museum”, ujarnya. Menurut Ivan Efendi salah satu narasumber dalam FGD, keberadaan museum di perguruan tinggi masih sangat diperlukan bagi para civitas academica. “fungsi museum saat ini tidak hanya untuk melindungi koleksi tapi juga untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengkomunikasikan koleksi”, ujarnya.
Sumber :
Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas
Ervin Fahlevi., S.Sos., M.M